Ilmu Elektro Medik

Berbagi bersama demi kemajuan elektromedis

Ilmu Elektro Medik

Berbagi bersama demi kemajuan elektromedis

Ilmu Elektro Medik

Berbagi bersama demi kemajuan elektromedis

Ilmu Elektro Medik

Berbagi bersama demi kemajuan elektromedis

Ilmu Elektro Medik

Berbagi bersama demi kemajuan elektromedis

Sabtu, 01 Desember 2012

Alat Ultrasonography (USG)

(Peralatan Diagnostik)
Ultrasonography
Apa itu Ultrasonography ?
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran , struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. (wikipedia)

Contoh Alat USG:




















Contoh Panel Kontrol pada USG










Mode-mode Scanning pada USG:
A-Mode (Amplitudo Scan Mode) :  Untuk mendeteksi objek yang diam, dan probe dalam keadaan diam (Contoh, scanning jantung). Echo diperlihatkan sebagai peak dan jarak antara pelbagai struktur dapat diukur.

B-Mode : Untuk deteksi objek diam, dan probe digunakan dengan bergerak. Memperlihatkan semua jaringan yang dilewati oleh scan ultrasound. Jika diamati dengan cepat akan terlihat secara real time

Real Time : Memperlihatkan gerakan menjukan gambar real time tepat dibawah transduser

M-Mode : Untuk objek bergerak dan probe bergerak (Contoh: scanning jantung). Hasilnya berupa garis gelombang biasanya untuk ultrasound



Keterangan Tombol Dimensi:
v  2D
Untuk scanning secara 2 dimensi (panjang, lebar)

v  3D
Untuk scanning secara 3 dimensi (panjang, lebar, kedalaman)

v  4D
Untuk scanning secara 4 dimensi (panjang, lebar, kedalaman, gerak)


Tipe Transduser :

v  Transduser Obstetrik
Transduser tipe linier/konveks yang dapat digunakan antara 3,5-5 Mhz dengan fokus 7-9cm

v  USG Umum
Selain USG pelvis, meliputi abdomen bagian atas pada pasien dewasa dan pelvis, maka transduser sektor/ konveks 3,5 Mhz, fokus 7-9 cm

v  USG Pediatrik
Untuk anak-anak, Transduser 5Mhz fokus 5-7cm
Untuk scanning otak neonatik, transdusaer 7,5 Mhz



Cabang Penggunaan USG Menurut Organ yang Didiagnosa
Echocardiograph : untuk diagnosa jantung
Venous: untuk diagnosa vena
Abdomen: untuk diagnosa perut dari bagian thorax sampai pelvis (bisa juga untuk kehamilan)
Pelvic: untuk diagnosa sekitar pinggang  (diagnosa batu ginjal, prostat)


Cara Dasar Penggunaan USG (User Manual USG)

1.    Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk ‘boot up’.
2.    Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track ball dan keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.













3.    Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan baik, pastikan knob tidak kendor.













4.    Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih ‘Probe Menu’
-          Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang tinggi.
-          Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih dalam.
















5.    Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien dan gunakan probe yang telah dipilih.
6.    Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
7.    Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan menggunakan tombol ‘depth &zoom’.












8.     Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob ke kanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik yang teratas (kurang dalam) semakin ke bawah, semakin dalam.












9.    Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita dapat menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika ingin menimpan gambar.
10. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada hasil scan dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button), lalu beri penamaan dengan keyboard.












11.  Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan tombol ‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’ untuk menentukan mark (titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.












12.  Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan pengukuran seperti diatas, hanya saja diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu, panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman)
13. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan OFF tombol Power

Untuk lebih lengkapnya anda dapat melihat video tutorial penggunaan USG di sini:

Sabtu, 13 Oktober 2012

Komponen-Komponen Pasif & Aktif dalam Elektronika

( Elektronika Diskrit )

Dalam elektronika terdapat 2 tipe komponen yaitu komponen aktif dan komponen pasif.


KOMPONEN PASIF

Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang tidak memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja.


Resistor (tahanan)
Resistor adalah komponen yang berfungsi menahan arus listrik. Memiliki satuan internasional Ohm (Ω)
Semakin tinggi nilai resistor (R), semakin rendah arus (I), dan sebaliknya.
sesuai hukum Ohm   R= V/I








Kapasitor (Kondensator)
Kapasitor adalah komponen yang berfungsi untuk menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Memiliki satuan internasional Farad (F)











Induktor
Induktor adalah komponen yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Satuan induksi internasionalnya adalah Henry.










Transformator (Trafo)
Trafo adalah alat listrik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik.










KOMPONEN AKTIF

Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja.

Dioda
Dioda adalah komponen yang berfungsi sebagai penyearah arus, yaitu dengan mengalirkan arus yang searah dan memblok arus yang berlainan arah. Bisa juga digunakan sebagai filter pada rangkaian.








Transistor
Transistor adalah komponen yang berfungsi sebagai penguat, sirkuit switch (pemutus-penyambung), stabilisasi tegangan dan lain-lain. Transistor bisa dibayangkan sebagai sebuah 'kran listrik' pada elektronika.


Sabtu, 06 Oktober 2012

Apa itu IC LM741 ?

(Elektronika Terintegrasi)
IC LM741
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational Amplifier) yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu tabung (lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analog komputer, penguat video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan lainnya. LM741 biasanya bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja. Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda, keterangan pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



Op-Amp LM741 dapat membuat beberapa fungsi rangkaian seperti gambar berikut.


Macam-macam rangkaian yang dapat dibentuk LM741
  • Detektor Penyilang Nol: mendeteksi tegangan-tegangan di atas nol
  • Detektor Taraf Tegangan (positif dan negatif): mendeteksi tegangan-tegangan acuan pada tegangan positif maupun negatif yang sudah kita tentukan.
  • Penguat (Buffer): memperkuat amplitudo pada pulsa output nya.
  • Penguat 2 Tingkat: seperti rangkaian Buffer, tetapi mengalami 2 kali penguatan. 
  • Pembangkit Isyarat: untuk membangkitkan pulsa
  • Rangkaian Diverensial: untuk pengukuran pengendalian instrumentasi dan penguat sinyal-sinyal yang sangat lemah.
  • Rangkaian Instrumentasi: untuk memperbaiki penguat differensial.

Jumat, 20 Juli 2012

Membuat Sensor Cahaya Sederhana dengan LM741 & LDR

( Elektronika Terintegrasi )
Sensor Cahaya

Komponen:
Rangkaian Power Supply:
1.       Trafo CT 1A (1)
2.       LM7812 (1)
3.       LM7912 (1)
4.       Dioda Zener (1)
5.       Capasitor Polar 2200 uF (4)
6.       Kawat jumper
7.       Papan PCB
8.       Saklar + kabel  2 phasa.

Rangkaian Sensor
1.       LM741 +  Socket (1)
2.       Resistor 470Ω (1)
3.       Potensio Meter 100k Ω (1)
4.       Sensor : Light Depends Resistance (LDR) (1)
5.       LED biasa (merah) (1)
6.       LED super (putih) (1)
7.       Kawat Jumper
8.       Papan PCB

Alat:
1.       Solder
2.       Timah
3.       PCB Drill
4.       Larutan Ferri Clorida

  
Rangkaian Power Supply



Rangkaian Sensor cahaya



Cara membuat:
1.       Buat Layout sesuai rangkain pada papan PCB, larutkan mengguna Ferro Clorida untuk membuat jalur layout.
2.       Lubangi titik-titik pin pada PCB menggunakan Drill PCB
3.       Pasang dan solderlah komponen pada PCB dengan posisi yang tepat sesuai rangkaian
4.       Gabungkan rangkaian Power supply dan Sensor cahaya dengan lubang connector pada masing masing layout menggunakan kabel jumper. 

a

5.       Setelah rangkaian selesai, buatlah cassing sesuai selera.

Cara menggunakan Sensor Suhu:
1.       Hubungkan rangkaian pada sumber listrik, maka LED merah akan menyalah, ini mengindikasikan bahwa alat berada pada tempat yang terang.
2.       Setting/putar potensio meter pada titik yang tepat, yaitu ketika resistansi membuat LED merah menyala tepat sebelum LED putih menyala.
3.       Tempatkan/kondisikan sensor LDR pada kondisi yang gelap, bila LED merah mati dan LED putih menjadi hidup, maka sensor cahaya sudah bekerja dengan baik.

Cara kerja rangkaian:
Kaki nomor 3 pada LM741 berfungsi sebagai Ei, Ei dipengaruhi oleh resistansi pada LDR. Kaki nomor 2 pada LM741 berfungsi sebagai Vref, Vref dipengaruhi oleh potensio meter. Saat LED merah menyala, itu berarti Ei telah melampaui Vref, sehingga Vo mengalami saturasi, tegangan output bernilai (+). Saat LDR tidak menerima cahaya,  hal tersebut membuat resistansi LDR bertambah (naik) sehingga mengurangi  besar tegangan Ei, ketika tegangan Ei tidak melampaui Vref, maka output akan bernilai negatif, maka LED putih lah yang menyala.

Urine Analyzer

( Alat Lab , Kimia Klinik , Elektromedik )
URINE ANALYZER
 



PRINSIP KERJA:

Urine analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang lebih tepat.

Urine Analyzer digunakan untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine Test Strip. (Contoh: Chemstrip 10MD*, Chemstrip 7,  dan Chemstrip 5 OB)

Strip tes urine ini digunakan untuk strip multiparameter penentuan berat jenis, pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen,bilirubin dan darah dalam urin.

Urine Analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance photometer).Urine Analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface pada alat tersebut.

Urine Analyzer menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan dengan menghilangkan faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi evaluasi/pengecekan secara  visual pada strip tes urine.



CARA KERJA:

Strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu motor penggerak bergerak kedalam alat pembaca.
Analisa pad membaca referensi, diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada strip. Alat pembaca berisi LED yang memancarkan cahaya pada berbagai macam panjang gelombang.

Pembacaan dilakukan secara ‘electro-optically’ yang dilakukan sebagai berikut:

LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang ditetapkan ke permukaan test pad pada sudut optimal. Lampu yang mengenai ‘test zone’ (zona uji) terpantul secara proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test pad dan ditangkap oleh detektor.

Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji. Phototransistor mengirimkan sebuah sinyal listrik analog ke A / D converter, yang berubah ke bentuk digital.

Mikroprosesor kemudianmengkonversi pembacaan digital menjadi nilai reflektansi relatif dengan mengacu pada standar kalibrasi.

Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas jangkauan yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram ke dalam analisa untuk setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif. Setiap pad tes membaca photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam sampel urin yang sangat basa, Urine Analyzer secara otomatis mengoreksi hasil tes berat jenis







Berikut ini adalah daftar prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap parameter:

Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru melalui biru-hijau ke kuning.

Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru. Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang pH dari 5 sampai 9.1, Dua  warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke biru.

Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.

Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut, menghasilkan pewarna merah-ungu azo

Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda atau hijau


Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa. Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen peroksida dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk kompleks pewarna hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau

Uji  Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari krem ke ungu

Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna azo merah

Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini sebagai krem pada warna persik.)

Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.

Contoh penggunaan urine analyzer.



Parameter dan panjang gelombang yang ditinjau oleh Urine Analyzer pada Strip Test

Parameter
Panjang gelombang
Berat Jenis
620 nm
pH
620 nm / 557 nm
Leukosit
557 nm
Nitrit
557 nm
Darah (eritrosit)
620 nm / 557 nm
Glukosa
557 nm
Keton
557 nm
Urobilinogen
557 nm
Bilirubin
557 nm
Protein
557 nm

Kamis, 17 Mei 2012

Istilah-Istilah dalam Elektronika

Ampere: satuan unit arus listrik


Amperemeter: Alat untuk mengukur arus listrik.


Arus: laju aliran elektron.


AWG: American Wire Gage. Standarisasi berdasarkan diameter kawat/kabel.


Battery: Sumber energi yang menggunakan reaksi kimia untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik.


Capasitor: alat listrik yang memiliki kapasitansi.


Choke: Istilah umum yang berkaitan dengan Induktor. Digunakan untuk memblokir frekuensi tinggi.


Circuit: Interkoneksi komponen listrik yang dirancang untuk menghasilkan alat yang diinginkan. Rangkaian dasarnya terdiri dari sebuah sumber, beban, dan jalur.


Circular Mil (CM): Satuan dari luas penampang kawat.


Close Circiut: Sirkuit dengan jalan arus.


Coil: Istilah untuk sebuah Induktor untuk gulungan primer atau sekunder dari transformator.


Coulumb: Satuan muatan listrik.


Elektron: Partikel dasar dalam mualan listrik yang bermuatan negatif.


Elektronik: Berkaitan dengan pergerakan dan kontrol elektron bebas.


Energi: kemampuan untuk melakukan kerja.


Fuse/Sekring: Perangkat pelindung yang akan terbakar ketika kelebihan arus dalam sirkuit.


Generator: Sumber energi yang menghasilkan listrik.


Induktor: Alat listrik yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi dalam medan magnet yang dibuat oleh arus.


Insulator: Bahan yang tidak memungkinkan arus dalam kondisi normal.


Joule: satuan unit dari energi.


Konduktansi: Kemampuan sirkuit untuk mengalirkan arus. (Satuan: Siemen (s)).


Konduktor: Bahan dimana arus listrik dapat mengalir secara relatif.


Listrik: berhubungan dengan penggunaan tegangan (voltase) dan arus (current) untuk menghasilkan listrik.



Load/Beban: perangkat di sirkuit dimana pekerjaan dilakukan.


Neutron: Partikel atom yang tidak bermuatan (netral).


Ohm: satuan dari resistansi.


Ohmmeter: alat untuk mengukur resistansi.


Open circuit: Sirkuit yang jalur arusnya tidak lengkap.


Potensio meter: resistor variabel dengan 3 terminal.


Power Supply: Alat yang memproduksi tegangan, arus, dan daya dari perangkat AC/Baterai yang digunakan dalam berbagai aplikasi untuk perangkat elektronik.


Proton: Partikel atom bermuatan positif.


Resistansi: Tahanan, belawanan dengan arus. satuannya ohm.


Rheostat: Variabel resistor dengan 2 terminal.


Semikonduktor: bahan yang mempunyai nilai konduktansi di antara konduktor dan isolator.


Swith: Alat yang membuka-menutup arus listrik.


Toleransi: batas variasi dari nilai komponen.


Volt: satuan dari tegangan, atau gaya gerak listrik.


Voltase/tegangan: sejumlah elktron dari satu titik ke titik0titik lain dalam sirkuit listrik.


Wiper: kontak geser potensiometer.

Senin, 02 Januari 2012

Profil Teknik Elektromedik

Teknik Elektromedik mempelajari bidang instalasi, pemeliharaan, troubleshooting, perbaikan dan kalibrasi peralatan kesehatan. Contohnya mempelajari alat Radiologi (Alat Rontgen, Mammography, CT-Scan, dll), Alat Laboratorium (Mikroskop, Photometer, Centrifuge, dll) dan alat lain seperti ECG, Ventilator, Electro Surgery dan lainnya.


Mata Pelajaran dalam Teknik Elektro Medik diantaranya:
Elektronika Dasar-Lanjutan
Rangkaian Listrik
Alat Radiologi
Teknik Biomedik
Alat Elektrik Medik
Fisika Dasar-Lanjutan
Matematika Dasar-Lanjutan
Kimia Klinik
Anatomi Fisiologi
Mikrokontroler
Pemrograman
Kesehatan Masyarakat
Managemen RS



Prospek Kerja Lulusan Teknik Elektromedik (Tenaga Elektromedis)
-PNS
-Rumah Sakit (Umum/Swasta)
-Perusahaan Alat Kesehatan
-Perusahaan Penyalur Alat Kesehatan
-Wiraswata dibidang Alat Kesehatan

Minggu, 01 Januari 2012

Profil Politeknik Kementerian Kesehatan Jakarta II (Poltekkes Jakarta 2)



Politeknik Kesehatan Jakarta II adalah penggabungan dari:
Akademi Gizi Jakarta yang telah berdiri sejak 4 September 1950,
Akademi Kesehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Jakarta yang telah berdiri sejak tahun 1950
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi/Penata ronsen (Atro) yang telah berdiri sejak tahun 1970
Akademi Teknik Elektromedik (Atem) yang telah berdiri sejak 1 April 1967.

Website: 
Poltekkes Depkes Jakarta II

Alamat : Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Pendiri: Kementrian Kesehatan RI
Jenjang pendidikan: D3 dan D4 (beberapan jurusan)
Luas kampus: 2.500 m2
Jurusan - jurusan yang ada dalam Politeknik Kesehatan Jakarta II adalah :
  • Teknik Elektromedik
  • Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi
  • Teknik Gigi
  • Gizi
  • Kesehatan Lingkungan
  • Farmasi
  • Analisa Farmasi dan Makanan

Politeknik Kesehatan Jakarta II berlokasi di 3 ( tiga) kampus yaitu :
  • Kampus A, Jl.Hang Jebat III, F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
  • Kampus B, Jl.Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat.
  • Kampus C, Jl. Ragunan No 29 C, Jakarta Selatan


Program Studi:
1.Jurusan Kesehatan Lingkungan (Kampus A)
a. Prodi Kesehatan Lingkungan Jakarta
b. Prodi D4 Kesehatan Lingkungan
2.Jurusan Teknik Elektromedik (Kampus A)
a. Prodi Elektromedik Jakarta
b. Prodi D4 Elektromedik Jakarta
3.Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (Kampus A)
a. Prodi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
b. Prodi D4 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
4.Jurusan Gizi (Kampus A)
a. Prodi Gizi
b. Prodi D4
5.Jurusan Teknik Gigi (Kampus A)
6.Jurusan Farmasi (Kampus B)
7.Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan (Kampus C)

Sejarah:
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa Politeknik menyelenggarakan pendidikan profesional, terdiri atas Program Diploma dan Program Spesialis dengan mengutamakan peningkatan kemampuan penerapan ilmu pengetahuan serta lebih mengarah pada kesiapan penerapan pada keahlian tertentu.
Dibentuknya Politeknik Kesehatan Jakarta II dapat dilihat dari sejarah Akademi-Akademi Kedinasan dibawah naungan Departemen kesehatan RI, yang mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pada tahun 1991 dengan dikeluarkannya surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 095/MenKes/SK/II/1991, tentang Akademi - Akademi Kedinasan Departemen Kesehatan menjadi Pendidikan Ahli Madya Kesehatan.

Pada tahun 1993 dengan dikeluarkannya surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 535/ Menkes/SK/VII/1993 tanggal 10 Juli 1993 tentang organisasi dan tata Kerja Akademi-Akademi Kedinasan Departemen Kesehatan, Pendidikan Ahli Madya berubah kembali menjadi Akademi.

Pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No : 298/MenKes dan KesSos/SK/IV/2001, tertanggal 16 April 2001 tentang Organisasi dan tata Kerja Politeknik Kesehatan maka 7 (tujuh) Akademi yang terdiri dari Akademi Teknik Elektromedik, Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi, Teknik Gigi, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Analisa Farmasi dan Makanan berubah status jurusan dibawah institusi Politeknik Kesehatan Jakarta II.